Al Shabab, Klub Sepakbola Islami di Brasil
Al Shabab yang berarti "pemuda" adalah sebuah klub sepakbola Islami sekaligus klub muslim pertama di Brasil, tuan rumah Piala Dunia 2014. Al Shabab didirikan oleh seorang pebisnis keturunan Lebanon, Gaber Arraji pada Mei 2012 lalu di negara bagian Sao Paulo. Arraji menyadari bahwa masih sedikit orang Islam di Brasil yang berprofesi sebagai pemain sepakbola.
Sebagai langkah awal, Arraji menggandeng mantan pemain Atletico do Parana, Gustavo Caiche untuk mempromosikan klub Al Shabab ke sekolah-sekolah Islam di kawasan Sao Paulo. Hasilnya, hingga akhir tahun 2012 sudah ada 78 pesepakbola muda yang bergabung, semua berusia di bawah 20 tahun dan uniknya, dari seluruhnya hanya 12 orang yang muslim.
Di Al Shabab ini, aturan-aturan Islam ditegakkan, misalnya soal makanan, waktu shalat, latihan di bulan Ramadhan, dan soal perlakuan pemain terhadap rekan-rekannya. Makanan haram tidak disajikan di sini, ketika waktu shalat tiba, latihan dihentikan, pada bulan Ramadhan latihan digeser ke malam hari dan di antara para pemain ini juga diterapkan larangan untuk mengumpat (ghibah), bahkan untuk sekadar mengejek rekannya “bodoh” sekalipun. Jika ketahuan, hukuman push-up dan squat-jump siap menanti.
Selain itu, di Al Shabab juga, para pemain sering diberi wejangan atau siraman rohani mengenai agama Islam oleh seorang ulama setempat. Sehingga tidak sedikit pemain non-muslim yang kemudian tertarik untuk mengetahui, mempelajari Islam bahkan sampai menjadi muallaf.
Al Shabab bermarkas dan berlatih di Stadion Municipal Antonio Fernandes milik pemerintah kota Guaruja, sampai saat ini mereka masih belum memiliki markas sendiri. Dan soal mengikuti kompetisi pun, Al Shabab masih harus bekerjasama dengan klub lain karena mereka belum berafiliasi dengan federasi sepakbola Sao Paulo.
Keberadaan klub seperti Al Shabab layak diapresiasi karena di sana ada nilai-nilai universal yang ditanamkan, sehingga tidak hanya bermanfaat di satu bidang saja yaitu sepakbola tapi juga bidang yang lainnya.
Sumber : Brazil-Arab News Agency
Read More
Sebagai langkah awal, Arraji menggandeng mantan pemain Atletico do Parana, Gustavo Caiche untuk mempromosikan klub Al Shabab ke sekolah-sekolah Islam di kawasan Sao Paulo. Hasilnya, hingga akhir tahun 2012 sudah ada 78 pesepakbola muda yang bergabung, semua berusia di bawah 20 tahun dan uniknya, dari seluruhnya hanya 12 orang yang muslim.
Di Al Shabab ini, aturan-aturan Islam ditegakkan, misalnya soal makanan, waktu shalat, latihan di bulan Ramadhan, dan soal perlakuan pemain terhadap rekan-rekannya. Makanan haram tidak disajikan di sini, ketika waktu shalat tiba, latihan dihentikan, pada bulan Ramadhan latihan digeser ke malam hari dan di antara para pemain ini juga diterapkan larangan untuk mengumpat (ghibah), bahkan untuk sekadar mengejek rekannya “bodoh” sekalipun. Jika ketahuan, hukuman push-up dan squat-jump siap menanti.
Selain itu, di Al Shabab juga, para pemain sering diberi wejangan atau siraman rohani mengenai agama Islam oleh seorang ulama setempat. Sehingga tidak sedikit pemain non-muslim yang kemudian tertarik untuk mengetahui, mempelajari Islam bahkan sampai menjadi muallaf.
Al Shabab bermarkas dan berlatih di Stadion Municipal Antonio Fernandes milik pemerintah kota Guaruja, sampai saat ini mereka masih belum memiliki markas sendiri. Dan soal mengikuti kompetisi pun, Al Shabab masih harus bekerjasama dengan klub lain karena mereka belum berafiliasi dengan federasi sepakbola Sao Paulo.
Keberadaan klub seperti Al Shabab layak diapresiasi karena di sana ada nilai-nilai universal yang ditanamkan, sehingga tidak hanya bermanfaat di satu bidang saja yaitu sepakbola tapi juga bidang yang lainnya.
Sumber : Brazil-Arab News Agency