Showing posts with label info islam. Show all posts
Showing posts with label info islam. Show all posts
Al Shabab, Klub Sepakbola Islami di Brasil

Al Shabab, Klub Sepakbola Islami di Brasil

Al Shabab yang berarti "pemuda" adalah sebuah klub sepakbola Islami sekaligus klub muslim pertama di Brasil, tuan rumah Piala Dunia 2014. Al Shabab didirikan oleh seorang pebisnis keturunan Lebanon, Gaber Arraji pada Mei 2012 lalu di negara bagian Sao Paulo. Arraji menyadari bahwa masih sedikit orang Islam di Brasil yang berprofesi sebagai pemain sepakbola.

Sebagai langkah awal, Arraji menggandeng mantan pemain Atletico do Parana, Gustavo Caiche untuk mempromosikan klub Al Shabab ke sekolah-sekolah Islam di kawasan Sao Paulo. Hasilnya, hingga akhir tahun 2012 sudah ada 78 pesepakbola muda yang bergabung, semua berusia di bawah 20 tahun dan uniknya, dari seluruhnya hanya 12 orang yang muslim.

al shabab klub islami brasil

Di Al Shabab ini, aturan-aturan Islam ditegakkan, misalnya soal makanan, waktu shalat, latihan di bulan Ramadhan, dan soal perlakuan pemain terhadap rekan-rekannya. Makanan haram tidak disajikan di sini,  ketika waktu shalat tiba, latihan dihentikan, pada bulan Ramadhan latihan digeser ke malam hari dan di antara para pemain ini juga diterapkan larangan untuk mengumpat (ghibah), bahkan untuk sekadar mengejek rekannya “bodoh” sekalipun. Jika ketahuan, hukuman push-up dan squat-jump siap menanti.

Selain itu, di Al Shabab juga, para pemain sering diberi wejangan atau siraman rohani mengenai agama Islam oleh seorang ulama setempat. Sehingga tidak sedikit pemain non-muslim yang kemudian tertarik untuk mengetahui, mempelajari Islam bahkan sampai menjadi muallaf.

Al Shabab bermarkas dan berlatih di Stadion Municipal Antonio Fernandes milik pemerintah kota Guaruja, sampai saat ini mereka masih belum memiliki markas sendiri. Dan soal mengikuti kompetisi pun, Al Shabab masih harus bekerjasama dengan klub lain karena mereka belum berafiliasi dengan federasi sepakbola Sao Paulo.

Keberadaan klub seperti Al Shabab layak diapresiasi karena di sana ada nilai-nilai universal yang ditanamkan, sehingga tidak hanya bermanfaat di satu bidang saja yaitu sepakbola tapi juga bidang yang lainnya.

Sumber : Brazil-Arab News Agency

Read More
Menghidupkan Hati Yang Mati

Menghidupkan Hati Yang Mati

Hati mati disebabkan oleh terlalu mendahulukan dunia daripada akhirat, menuruti syahwat, senang berbuat maksiat, dan lain sebagainya. Lalu bagaimanakah cara menghidupkan hati yang mati?

menghidupkan hati mati

Pertama, mulailah dengan bersungguh-sungguh melakukan taubat. Alloh janji akan merubah keadaan mereka yang sungguh-sungguh bertaubat, "Yubaddilullohu sayyiaaatihim hasanaat" (QS. Al-Furqon : 70). Tadinya kotor menjadi bersih, tadinya hina menjadi mulia, tadinya mati menjadi hidup, tadinya hatinya keras menjadi lembut.

Kedua, banyak dzikir, istighfar dan sholawat. "Liyukhrijakum minazhzhulamaati ilannuuri" mereka yang banyak berdzikir, Alloh keluarkan dari kegelapan menuju cahaya-Nya" (QS. Al-Ahzab : 41-44). Rosululloh pun mengingatkan bahwa perbedaan hamba yang berdzikir dengan yang tidak, seperti orang yang hidup dengan yang mati.

Ketiga, menghidupkan sunnah-sunnah Nabi Muhammad saw. Seperti menegakkan sholat malam, tadabbur al-Qur'an, berjamaah di mesjid, sedekah, selalu menjaga wudhu, dan sebagainya. Lakukan semua dengan kesadaran, kecintaan kepada Rosululloh, dan lakukan istiqomah terus menerus, jangan putus, maka "Wa ashlaha baalahum" Alloh akan merubah keadaan mereka (QS. Muhammad : 2).

Keempat, dan yang paling utama adalah serius taat. Maka akan banyak keajaiban pada hamba Alloh yang sungguh-sungguh taat, "Barang siapa yang bertaqwa dengan sungguh-sungguh, maka Alloh akan tunjukkan jalan keluar dari masalahnya, dan rizki yang tidak pernah ia duga" (QS. Ath-Tholaq : 2-3).

Alangkah indah dan bahagianya jika hati yang mati bisa hidup kembali.

Read More
Selamat Hari Raya Idul Adha

Selamat Hari Raya Idul Adha

Selamat Hari Raya Idul Adha 1433 H

Bismillahirrahmaanirrahiim
Innii wajahtu wajhiya lilladzii fatharassamawaati wal ardhi haniifan musliman wa maa ana minal musyrikiin
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu Akbar laa ilaaha illallahu wallahu akbar, Allahu akbar wa lillahilhamdu
Allahumma shalli 'alaa sayyidina muhammadin wa 'ala aali sayyidina muhammadin
Bismillahi Allahu akbar
Allahumma hadzihii minka wa ilaika fataqabbal hadzihil udhhiyyata ni'matan minka 'alayya wataqarabtu bihaa ilaika fataqabbalahaa minnii


Semoga qurban kita diterima oleh Allah SWT
Aamiin yaa rabbal'aalamiin

Read More
Keutamaan Puasa Arafah

Keutamaan Puasa Arafah

Keutamaan Puasa Arafah

Keutamaan Puasa Arafah. Salah satu rukun haji yang utama adalah wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah, yaitu sehari sebelum Idul Adha. Bagi umat Islam yang tidak sedang menunaikan ibadah haji disunnahkan untuk melaksanakan Puasa Arafah.

Berikut adalah keutamaan Puasa Arafah beserta dalilnya :
  1. Meraih syafaat Rasulullah karena Puasa Arafah adalah puasa kesukaan Rasulullah, "Tiada dari hari dalam setahun aku berpuasa lebih aku sukai daripada hari Arafah. (HR. Baihaqi)
  2. Penghapus dosa setahun yang lalu bahkan sesudahnya, “Aku berharap kepada Allah agar dihapuskan (dosa) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (HR. Muslim)
  3. Saat berpuasa doa sangat mustajab, “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arafah...(HR. At-Tirmidzi)
  4. Insya Allah dengan taubat sungguh-sungguh dan Puasa Arafah, Allah bebaskan dari Neraka, “Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah (HR. Muslim). “Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR. Bukhari Muslim).
Sungguh begitu besar rahmat dan karunia Allah untuk hamba-Nya yang berpuasa Arafah, Semoga Allah memperkenankan kita untuk menikmati Puasa Arafah...aamiin.


Read More
Jadi Haji atau Haji Jadi

Jadi Haji atau Haji Jadi

Jadi Haji atau Haji Jadi
Jadi haji atau haji jadi merupakan sebuah barometer untuk mengukur mabrur atau mardud nya ibadah haji seseorang.

Dewasa ini dengan berbagai sarana yang tersedia, cukup mudah bagi siapapun untuk bisa menyandang predikat haji. Asalkan punya  uang (mampu) untuk berangkat ke Mekah pada musim haji, mengikuti manasik haji yang telah ditetapkan, maka pulang dari sana sudah bisa menyandang titel terhormat sebagai pak haji, bu haji, kang haji, neng haji dan berbagai sebutan terhormat lainnya.

Rasulullah SAW menyatakan bahwa ibadah haji mengandung nilai jihad yang tinggi karena didalamnya terkandung seluruh dimensi ibadah yang terdiri dari jasadiyah (fisik), maaliyah (harta) dan ruhiyah (jiwa). Diantara ketiga faktor tersebut, faktor ruhiyah lah yang paling banyak menentukan Jadi Haji atau Haji Jadi.

Umar bin Khattab pernah memberikan sebuah sinyalemen : “Pelancongnya banyak, sedangkan yang menunaikan haji sangat sedikit!” Artinya secara kuantitas yang pergi melakukan ibadah haji memang banyak setiap tahunnya tetapi yang benar-benar melakukan ibadah haji sangat sedikit.

Sehingga tidak sedikit, sepulang dari ibadah haji pelitnya masih belum mau berhenti, sikap pemarahnya tidak diredam, tetap malas berjamaah di mesjid dan perbuatan tercela lainnya masih dilakoni.

Sedangkan dalam ajaran Islam, salah satu tanda sebuah amal ibadah diterima Allah SWT adalah hasil ibadah itu akan melahirkan kebaikan dan kebajikan, baik yang berupa ibadah ritual individual atau amal ibadah sosial.

Pada ibadah haji, yang menjadi ukuran kemabruran adalah seberapa jauh pelakunya melahirkan kesadaran moral spiritual yang menimbulkan semangat untuk melakukan kebaikan dan kebajikan. Dengan kata lain, seberapa jauh ibadah haji mendorong terjadinya perubahan pada dirinya, beralih dari sikap negatif kepada nilai-nilai positif. 

Apabila keburukan akhlak yang dimiliki tetap ada pada dirinya, sungguh sayang pengorbanan materi yang telah dikeluarkan begitu besar, uang habis dan badan sakit sedangkan hajinya mardud (ditolak).

Jadi haji atau haji jadi bisa dilihat dari aktivitas seseorang setelah melaksanakan ibadah haji. Jika setelah ibadah haji tetap tidak ada perubahan atau peningkatan dalam ibadah ritual maupun sosialnya, maka itulah yang disebut sekedar Jadi Haji. Sebaliknya, jika setelah ibadah haji shalat berjamaah di mesjid makin rajin, ibadah sosialnya makin meningkat, inilah Haji Jadi alias hajinya makbul dan mabrur.

Rasulullah SAW bersabda :
“Dari umrah ke umrah adalah penghapus dosa diantaranya. Dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga”. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah ra)

Read More
Hikmah Qurban

Hikmah Qurban

Hikmah Qurban
Qurban secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab, yakni Qaraba, Yaqrabu, Qurban wa qurbanan wa qirbanan yang artinya dekat. Jadi, qurban berarti mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. Qurban dalam pengertian kita sehari-hari sebenarnya diambil dari kata udhhiyah yakni bentuk jama’ dari kata ”dhahiyyah” yaitu sembelihan pada waktu dhuha tanggal 10 sampai dengan 13 Dzulhijjah.
Dengan demikian yang dimaksud dengan qurban adalah penyembelihan hewan dengan tujuan beribadah kepada Allah pada hari raya Idul Adha dan tiga hari Tasyriq, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Setiap ibadah dalam Islam tentu mengandung hikmah, adapun Hikmah Qurban adalah :

1. Bukti nyata bersyukur, “Supaya mereka menyebut nama Allah atas apa yang Allah rizkikan kepada mereka berupa binatang ternak….” (QS. Al Hajj : 34) 

2. Bukti sebagai hamba bertaqwa, “Daging dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya…” (QS. Al – Hajj : 37)

3.  Berhak beribadah kepada Allah, “Barang siapa yang mempunyai keluasan (harta) dan tidak mau berqurban, maka janganlah mendekati tempat shalat kami!” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al Hakim, Ad Daruquthni dan Al Baihaqi) 

Hikmah Qurban

4.  Meraih ampunan dosa, ”Fatimah, berdirilah dan saksikan hewan sembelihanmu itu. Sesungguhnya kamu diampuni pada saat awal tetesan darah itu dari dosa-dosa yang kamu lakukan..." (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi) 

5.  Pahala besar, "Pada tiap-tiap lembar bulunya itu kita memperoleh satu kebaikan" (HR. Ahmad dan Ibnu Majah), 

6. Hewan qurban bersaksi, “Sesungguhnya ia (hewan qurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah hewan qurban akan jatuh pada sebuah tempat didekat Allah sebelum darah mengalir menyentuh tanah. Maka berbahagialah jiwa dengannya". (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al Hakim). 


Read More
Say No To Innocence of Muslim

Say No To Innocence of Muslim

Say No To Innocence of Muslim
Innocence of Muslim, sebuah film yang disutradarai oleh Sam Bacile, seorang pria ketururan Israel-Amerika dan dibintangi 60 aktor dan aktris telah jelas-jelas menghina umat Islam dan Rasulullah SAW. Film berdurasi 2 jam ini mengambarkan sosok Nabi Muhammad sebagai seorang yang suka tidur dengan banyak wanita dan sering membicarakan soal pembunuhan anak-anak.

Dengan bumbui tema tentang fedofilia dan homoseksual, secara keseluruhan film ini benar-benar telah menghina umat Islam, digambarkannya umat Islam sebagai manusia yang tidak bermoral dan sarat akan kekerasan.

Jadi sebagai umat Islam tak ada pilihan lain untuk film murahan ini, selain :


Read More
Meraih Gelar Muttaqin

Meraih Gelar Muttaqin

Meraih Gelar Taqwa
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi (yang penuh kebahagiaan) di sisi Tuhan Yang Berkuasa. (QS. Al-Qamar : 54-55)

Orang yang ingin meraih gelar muttaqin, harus memiliki tanda-tanda sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran.

1. Surat Al-Baqarah ayat 2 - 5 : 
  • Beriman pada yang ghaib
  • Mendirikan salat
  • Menafkahkan sebagaian rezeki yang Allah kurniakan kepadanya
  • Beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad saw) dan sebelum mu.
  • Yakin kepada hari akhirat 

2. Surat Al-Baqarah ayat 177 :
  • Beriman kepada Allah, hari akhirat, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
  • Memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (orang dalam perjalanan), orang yang meminta-minta.
  • Membebaskan perbudakan
  • Mendirikan salat
  • Menunaikan zakat
  • Memenuhi janji bila berjanji
  • Bersabar dalam kesengsaraan, penderitaan dan dalam waktu peperangan.

3. Surat Ali 'Imraan ayat 133 – 135 :
  • Orang-orang yang menafkahkan (hartanya) pada waktu lapang maupun sempit
  • Orang-orang yang menahan amarahnya
  • Orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain
  • Orang-orang yang apabila berbuat keji atau zalim terhadap dirinya, mereka ingat kepada Allah dan memohon ampun atas dosa-dosanya.
  • Dan Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu

Sayyidina Usman ra, pernah berkata : Bahwa tanda-tanda orang yang taqwa itu ada lima :
  1. Tidak suka bergaul kecuali dengan orang-orang yang baik agamanya. Tidak suka bergaul kecuali dengan orang-orang yang bisa mengekang hawa nafsu syahwat dan lisannya dari perbuatan haram.
  2. Apabila mendapat keuntungan yang bersifat duniawiyah dianggap satu kerugian. Sebab kebanyakan manusia ketika mendapat keuntungan dunia, seperti naik pangkat, jadi orang kaya dan sebagainya, mereka suka melupakan Allah SWT.
  3. Apabila mendapat sedikit dari ilmu agama, mereka merasa mendapat satu keuntungan yang sangat besar.
  4. Apabila makan tidak sampai kenyang, tapi mereka suka berhenti makannya sebelum kenyang.
  5. Mereka memiliki prinsip bahwa dirinya berada pada golongan yang celaka dan mereka memiliki prinsip bahwa semua manusia selamat dari api neraka. Hal ini mengandung arti bahwa mereka tidak mempunyai rasa sombong atau merasa diri paling benar, orang lain tidak.
Masih banyak lagi ayat-ayat Al-Quran dan Hadits yang menjelaskan tanda-tanda orang yang taqwa sebagai pedoman dan panduan untuk kita bisa Meraih Gelar Muttaqin.

Semoga bermanfaat ....

Read More
Keutamaan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Keutamaan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Setelah habis Ramadhan dan ditutup oleh Hari Raya Idul Fitri, bagi muslim yang merindukan ridha dan surga Allah SWT maka akan melanjutkannya dengan melaksanakan Puasa 6 Hari di Bulan Syawal. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

“Barangsiapa yang telah berpuasa Ramadhan dan kemudian dia mengikutkannya dengan puasa enam hari dari bulan Syawal, maka dia seperti orang yang berpuasa selama satu tahun.” (HR Muslim). 


  1. Maka nilai puasanya setahun penuh
  2. Dicintai Allah dan meraih ampunan dosa (QS 3:31)
  3. Meraih syafaat Rasulullah dan bersama beliau karena menghidupkan sunnah beliau, "Siapa yang menghidupkan sunnahku maka sungguh ia mencintaiku dan siapa yang mencintaiku bersamaku di Syurga"
  4. Tanda meningkat iman dan taqwanya karena itulah disebut "Syawal" bulan peningkatan 
  5. Menutupi kekurangan selama shoum Ramadhan
  6. Diantara tanda ikhlas, gemar dengan amal sunnah, karena sunnah adalah suatu kerelaan seorang hamba mengabdi kepada Allah 
  7. Hamba Allah yang beriman cerdas adalah semua sunnah dihidupkan sebagai bekal di akhirat kelak. 

Puasa 6 Hari di Bulan Syawal bisa dilaksanakan dengan dua cara, yaitu boleh berturut-turut enam hari setelah Idul Fitri atau puasa 6 hari selama di bulan Syawal. "Semoga Allah selalu hiasi hidup kita dengan kesenangan ibadah dan kemuliaan akhlak...aamiin". 

Sumber : Status halaman Facebook K. H. Muhammad Arifin Ilham

Read More
Idul Fitri dan Hikmah Ibadah Puasa

Idul Fitri dan Hikmah Ibadah Puasa

Idul Fitri dan Hikmah Ibadah Puasa
Idul Fitri adalah hari suka cita, suka cita bukan karena banyaknya makanan atau memakai baju baru, tapi suka cita, karena kita telah selesai melaksanakan perintah Allah, yaitu ibadah puasa Ramadhan, dengan penuh harapan semoga ibadah puasa kita diterima oleh Allah Swt sehingga jadi wasilah untuk meraih ridha dan maghfirah-Nya.

Meskipun puasa kita laksanakan hanya sebulan, tapi hikmahnya semoga bisa terasa selama setahun, bahkan selama kita masih hidup di dunia serta diteruskan sampai ke alam akhirat. Sehingga dimana kita berjumpa dengan Allah Swt kelak, dalam keadaan Allah ridha kepada kita dan kita pun ridha pada-Nya.

Begitu juga, hikmah dari ibadah puasa bukan hanya untuk kita sendiri saja, namun harus mempunyai nilai sosial, yang terasa nikmat serta manfaatnya bukan oleh kita saja tapi juga oleh khalayak banyak, yang menjadi anggota masyarakat. 

Kalau bagi seorang pemimpin, hikmah dari puasa bisa terlihat dan terasa oleh anak buahnya, berupa nasihat yang membawa pada keselamatan, kemaslahatan dan kesejahteraan yang merata. Bagi anak buah atau rakyat terlihat dari ketaatan dan kepatuhan kepada pemimpinnya. Bagi yang kaya yang dititipi harta akan terlihat dan terasa kedermawanannya kepada yang membutuhkan. Buat pedagang akan lebih berhati-hati dalam urusan jual beli, tidak akan berani lagi menjual dengan timbangan yang ringan, membeli dengan timbangan yang berat. Untuk petani akan lebih waspada terhadap urusan batas tanah, tak akan berani lagi mencangkul pematang orang lain sehingga tanahnya bertambah luas. Tegasnya hikmah dari ibadah puasa, adanya perubahan dari yang jelek kepada yang baik. 

Yang disebut benar dan baiknya ibadah, bukan hanya dilihat dari cara dan tempat serta waktunya saja, tapi bisa dilihat dari hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun caranya benar menurut sunnah, tapi hikmahnya tidak terasa maka ibadah tersebut belum tentu bisa diterima oleh Allah Swt. Sebagaimana diterangkan dalam sebuah riwayat, bahwa ada seorang wanita yang rajin shalat, baik yang fardhu maupun yang sunnah. Para sahabat menilai wanita tersebut akan menjadi ahli surga. Sebab dilihat dari rajinnya melaksanakan shalat. Tapi, menurut Rasulullah Saw wanita tersebut bukanlah calon ahli surga melainkan calon ahli neraka. Para sahabat kaget, lalu bertanya pada Rasulullah tentang alasannya, Rasulullah Saw menjawab, bahwa wanita tersebut meskipun rajin shalat, tapi suka menyakiti atau menganggu tetangganya. Hal ini menunjukkan bahwa shalat yang dilakukan oleh wanita tersebut, hanya sekedar memperhatikan cara, tempat dan waktunya saja. Tidak memperhatikan hikmahnya shalat, yaitu akhlak yang baik dan mulia terhadap tetangga, selaku teman hidup sehari-hari.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim disebutkan : “Empat macam sifat yang barangsiapa ada padanya keempat macam sifat itu, berarti dia orang munafik tulen. Dan barangsiapa yang ada padanya sebahagian daripada sifat-sifat tersebut berarti ia mengandung sebahagian daripada sifat munafik sehingga ia mau meninggalkannya. Apabila dia berbicara, berdusta. Apabila dipercaya, khianat. Apabila berjanji ia menyalahi akan janjinya. Dan apabila bertengkar, berbuat curang”

Dalam hadits  tersebut kita bisa mengetahui, bahwa baik dan benarnya ibadah, bisa dilihat dari hikmahnya yang terlihat dan terasa saat bergaul dalam kehidupan sehari-hari dengan sesama. 

Khusus untuk ibadah puasa, Allah Swt memberitahu tujuannya, yaitu supaya orang-orang yang beriman menjadi orang-orang yang takwa. La’allakum tattaquun. Memang pada bulan Ramadhan, suasana ketakwaan terlihat dan terasa oleh kita semua. Orang yang sedang melaksanakan puasa mampu menahan dirinya dari segala perbuatan yang diharamkan oleh Allah Swt, dan memaksakan diri untuk melaksanakan segala yang diperintahkan Allah Swt dan Rasul-Nya. Mesjid-mesjid makmur, penuh dengan jamaah shalat tarawih, pada waktu sahur dan subuh ramai membaca al-Quran melalui pengeras suara, kotak-kotak amal penuh dengan uang dari sedekah dan infak, artis-artis turut serta memberi ceramah agama, malah mendadak memakai tudung. Di radio, di TV penuh dengan acara yang bernuansa Islami, itu semua tidak bisa ditolak merupakan suasana ketakwaan. Tapi suasana ketakwaan yang diharapkan oleh Allah tentunya bukan hanya saat Ramadhan saja, tapi harus tetap selamanya, selama kita masih hidup di alam dunia.

Mudah-mudahan Idul Fitri dan ibadah puasa Ramadhan tahun ini, bisa mengantarkan kepada tumbuhnya kesadaran dalam diri kita, sehingga hikmahnya tidak sekedar pahalanya saja, tetapi lebih dari itu, memiliki kekuatan untuk merubah sikap dan tingkah laku yang tidak sepadan dengan agama menjadi sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Sehingga membawa kepada keselamatan dunia dan akhirat.

Read More
Doa Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah

Doa Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah

Doa Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah
Ramadhan telah memasuki 10 hari terakhir, selain ibadah puasa dan ibadah yang lainnya ada satu lagi kewajiban bagi umat Islam yaitu mengeluarkan Zakat Fitrah

Zakat Fitrah ialah zakat diri yang diwajibkan atas diri setiap individu lelaki dan perempuan muslim yang berkemampuan pada bulan Ramadhan dengan syarat-syarat yang ditetapkan. Sedangkan besar zakat fitrah yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran terhadap hadits yaitu sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud, 1 mud=675 gr) atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.5 kg makanan pokok atau yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan.

Penerima zakat fitrah secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. At-Taubah ayat 60 :

“Sesungguhnya, zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah.”

Waktu Mengeluarkan Zakat Fitrah :

  1. Waktu yang paling tepat adalah mulai dari terbit fajar pada hari ‘Idul Fithri hingga dekat waktu pelaksanaan shalat ‘ied.
  2. Waktu yang dibolehkan yaitu satu atau dua hari sebelum ‘ied.
  3. Boleh juga dibayarkan sejak awal Ramadhan

Bacaan Doa Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah Untuk Diri Sendiri :

“Nawaitu an ukhrija zakatal fithrati ‘an nafsi fardhan ‘alayya lillahi ta’ala”
Aku berniat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, wajib atasku karena Allah ta’ala.

Bacaan Doa Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah Untuk Keluarga :

“Nawaitu an ukhrija zakatal fithrati ‘an nafsi wa ahli……fardhan ‘alayya lillahi ta’ala”
Aku berniat mengeluarkan zakat fitrah, bagi diriku dan keluargaku (sebutkan namanya satu persatu; istri, anak-anak dan yang menjadi tanggungan) wajib atasku karena Allah Ta’ala.

Bacaan Doa Niat Mengeluarkan Zakat Fitrah Untuk Orang lain :

“Nawaitu an ukhrija zakatal fithrati li…fardhan lillahi ta’ala”
Aku berniat mengeluarkan zakat fitrah bagi… ( namanya) karena Allah ta’ala.

Bacaan Doa Menerima Zakat Fitrah :

“Ajarakallahu fiimaa  a’thaita wa baaraka fiimaa abqaita waja’ala laka thahuuraa”
Semoga Allah Membalas apa yang engkau beri dan memberkahi harta yang engkau sisakan dan menjadikannya harta yang bersih untukmu.

Read More
Fenomena Wudhu

Fenomena Wudhu

Fenomena Wudhu
Wudhu dalam syariat Islam merupakan salah satu syarat sahnya melakukan shalat, karena dengan wudhu akan hilang hadats kecil pada diri kita. Namun, dibalik itu semua ternyata wudhu memiliki kaitan yang sangat erat dengan anatomi tubuh manusia dan hitungan hari. Tak percaya? Silahkan simak paparan di bawah ini.

Seorang dokter ahli bedah yang sekaligus sebagai staf pengajar anatomi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menemukan fenomena wudhu yang sangat berkaitan dengan anatomi tubuh manusia khususnya tulang.

Bertahun-tahun menggeluti ilmu bedah dan anatomi, akhirnya dokter tersebut menyimpulkan bahwa jumlah bilangan ruas tulang yang kita basuh setiap kali berwudhu sama dengan jumlah keseluruhan tulang manusia dan sama dengan jumlah bilangan hari dalam 1 tahun hijriah.

Menurut ilmu anatomi, jumlah tulang manusia dewasa adalah 206 ruas (Henry Netter, 1906). Namun secara embriologis, pusat penulangan semasa kehidupan janin dalam kandungan adalah sekitar 350-an pusat penulangan (Leslie Brainerd Arey, 1934), yang kemudian banyak pusat-pusat penulangan yang menyatu, membentuk satu tulang dewasa. Bilangan pusat penulangan itu ternyata dekat dengan bilangan hari dalam satu tahun.

Adapun kaitannya dengan wudhu, pembasuhan anggota wudhu kebanyakan sebanyak 3 kali, dan ada yang 1 kali (membasuh kepala dan telinga). Coba kita perhatikan jumlah tulang penyusun bagian-bagian tubuh yang termasuk anggota wudhu dan dibasuh pada saat wudhu;

A. Lengan dan tangan (30 buah)
1 buah tulang lengan atas
2 buah tulang lengan bawah
8 buah tulang pergelangan tangan
19 buah tulang telapak dan jari-jari

B. Tungkai dan kaki (31 buah)
2 tungkai bawah
8 buah tulang pergelangan kaki
21 buah tulang telapak dan jari-jari

C. Wajah (12 buah)
1 buah tulang dahi
1 buah tulang baji
1 buah rahang atas
1 buah rahang bawah
1 buah tulang air mata
1 buah tulang pelipis
2 buah tulang hidung
2 buah tulang pipi

D. Rongga mulut dan hidung (41 buah)
32 gigi geligi
1 buah tulang langit-langit
1 buah rahang
7 buah sekat dan karang hidung

E. Kepala dan telinga (12 buah)
2 buah tulang pelipis
2 buah tulang ubun-ubun
1 buah tulang
1 buah tulang baji
1 buah tulang dahi
1 buah tulang belakang kepala
6 buah tulang pendengaran

Secara matematik, jika bagian tubuh poin A – D dijumlahkan : 30+31+12+41= 114. Lalu angka tersebut dikalikan 3 oleh karena saat wudhu, dilakukan pembasuhan sebanyak 3 kali, menjadi : 114 x 3= 342. Sedangkan untuk poin E tidak dikalikan 3 karena saat wudhu, kepala dan telinga dibasuh hanya 1 kali. Maka angka 342 dijumlahkan dengan 12 hasil adalah angka 354.

Angka 354 ini sama dengan jumlah seluruh hari dalam 1 tahun hijriah, sekaligus sama dengan jumlah seluruh tulang manusia. Dengan demikian membasuh anggota tubuh saat wudhu seakan-akan sudah membasuh seluruh tubuh. Apakah ini suatu kebetulan??

Sumber : dari berbagai sumber

Read More
Nuzuulul Quran : Bacaan dan Perkembangannya

Nuzuulul Quran : Bacaan dan Perkembangannya

Nuzuulul Quran : Bacaan dan Perkembangannya

Pada postingan Mimbar Jumat kali ini, saya ingin berbagi pengetahuan tentang al-Quran yang saya dapat dari halaman Facebook KH Muchtar Adam, beliau adalah Dewan Pembina di Pondok Pesantren Babussalam, Bandung Jawa Barat. Alhamdulillah beliau telah mengizinkan saya untuk menyalinnya di blog Dunia Info dan Tips ini dan hanya sedikit sekali yang saya tambahkan.

Ramadhan disebut bulan al-Quran, karena didalamnya ada peristiwa besar bagi umat Islam, yaitu Nuzuulul Quran (Turunnya al-Quran). Sehingga salah satu amalan sunnah bulan Ramadhan yang utama adalah tadarrus al-Quran. Al-Quran diturunkan oleh Allah dalam 3 tahapan yaitu :
  1. Dari Allah ke Lauhil Mahfudz yang semua orang tidak tahu kapan, tanggal, bulan, dan tahunnya. Diturunkannnya secara sekaligus (jumlatan wahidatan).
  2. Dari Lauhil Mahfudz ke Bait al-'Izzah (langit dunia) pada waktu Lailatul Qadar di bulan Ramadhan, namun tanggalnya tak diketahui. Surat Al-Qadr ayat 1 dan Al-Baqarah ayat 185 adalah ayat yang menunjukkan turunnya Al-Quran dari Lauhil Mahfudz ke Bait al-'Izzah. Diturunkannnya secara sekaligus (jumlatan wahidatan).
  3. Dari Bait al-'Izzah kepada Rasulullah Saw. Penurunannya tidak sekaliigus, namun berangsur-angsur berdasarkan kebutuhan, peristiwa, atau kejadian atau bahkan permintaan lewat malaikat jibril. Ayat pertama turun tepat pada tanggal 17 Ramadhan, surat Al-‘Alaq ayat 1-5. 

7 Macam Bacaan Al-Quran (Qiraah Sab’ah)


إن هذا القرآن أنزل على سبعة أحرف فالقرؤا ما تيسر منه
"Sesungguhnya al-Quran ini diturunkan dengan 7 macam bacaan, maka hendaklah kalian membaca dengan cara yg mudah dari padanya." 

Cara-cara yang diajarkan Nabi itu berasal dari Malaikat Jibril. Hal ini sesuai dengan hadits yg diriwayatkan oleh Bukhari yg artinya : “Malaikat Jibril telah membacakan kepadaku dengan satu cara bacaan, tetapi kami memohon mengulanginya, sehingga aku selalu minta mengulanginya maka dia selalu menambah bacaan kepadaku sehingga sampai berjumlah 7 bacaan.” 

Pakar 7 ahli qiraah itu : 
  1. Madinah : Imam Nafi'bin A.Rahman. Perawinya : Qulun Abu Musa Isa bin Mina dan Warasy Abu Sa'id Utsman bin Sa'id.
  2. Kufah : Abu Bakar 'Ashim bin Abi Nujud al-Asadi. Perawinya : Abu Syu'bah bin Ilyas dan Abu Amar Hafasy bin Sulaiman.
  3. Kufah : Hamzah bin Habib al-Timi. Perawinya : Abu Muhammad dan Abu Isa
  4. Syam : 'Abdullah bin Amir. Perawinya : Al-Bazzidan Qunbul.
  5. Makkah : Abu Ma'bad 'Abdullah bin Katsir. Perawinya : Abu Bakar Abu Amar.
  6. Bashrah : Abu Amr. Perawinya Al-Durawi Abu Amr Hafas dan AlSusi.
  7. Kufah : Abu Hasan Ali bin Hamzah al-Kisai. Perawinya : Abdul Harisal-Laits. 

Tujuh qiraah ini sangat populer di kalangan ahli quran dengan sebutan “Qiraah Sab’ah”  Sampai saat ini diakui sebagai qiraah yang memiliki derajat mutawatir dan sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw.

Imam Al-Maliki mengatakan, ada 2 alasan mengapa dinamakan qiraah sab’ah, yaitu 
  1. Khalifah Ustman ketika mengirim copy mushhaf ke daerah-daerah itu jumlahnya 7 buah yang masing-masing disertai dengan ahli qiraah yang mengajarkannya yang berjumlah 7.
  2. 7 qiraah itu adalah sama dengan 7 cara (dialek) bacaan diturunkannya Al-Quran.

Sejarah Perkembangan 'Ulum al-Quran

  1. 'Utsman bin 'Affan, perintis 'Ilmu Rasmi al-Quran (Rasmi 'Utsmani) yaitu tulisan dan penulisan al-Quran. 
  2. 'Ali bin Abi Thalib perintis I'rab al-Quran, yang memerintahkan kepada Abu al-Aswad al-Duali (69 H) untuk menyusun grammar bahasa Arab (Nahwu). Ini dilaksanakan semata-mata menjaga bahasa Arab dari berbagai pencemaran, teristimewa untuk menjaga kesucian al-Quran.

Setelah berakhir masa Khulafaurrasyidin, maka muncullah 3 Pesantren al-Quran yg dipelopori oleh Sahabat Rasulullah Saw :

1. Di Madinah, tokohnya Ubay bin Ka'ab, dengan metode tafsirnya :
  • Al-Quran ditafsirkan dengan al-Sunnah
  • Tafsir melalui pemahaman yang disandarkan kepada keumuman Islam (Manhij al-Mufassirunal-Tafsir fi 'Ashri al-Shahabah 153-154) Penafsiran yang bertolak dari Asbab al-Nuzul.
2. Di Mekah, tokohnya 'Abdullah bin 'Abbas yang dikenal dengan Ibnu 'Abbas, dengan metode tafsirnya :
  • Al-Quran ditafsirkan dengan al-Quran
  • Ayat ditafsirkan dengan al-Sunnah
  • Ayat ditafsirkan dengan al-ra'yu (akal) yang sesuai dengan jiwa umumnya al-Quran dan al-Sunnah (Manhij al-Mufassirunal-Tafsir Ashri al-Shahabah 1/68-70)
3. Di Kufah, tokohnya 'Abdullah bin Mas'ud, yang dikenal dengan Ibnu Mas'ud, dengan metode tafsirnya:
  • Al-Quran ditafsirkan dengan al-Quran (Ayat dengan Ayat) 
  • Jika beliau tidak menemukan al-Quran, maka beliau menafsirkan dengan al-Sunnah
  • Jika tdk menemukan sunnah Nabi, maka Ibnu Mas'ud menafsirkan dari segi pemahaman bahasa Arab

Dari 3 Pesantren al-Quran dengan pakar-pakarnya dari sahabat tersebut, lahirlah ulama Tabi'in yaitu : 

1. Madinah, santri Ubay bin Ka’ab
  • Abu al-'Aliyah al-Rayahi (wafat 708 M)
  • Muhammad bin Ka'ab al-Qarzi (wafat 735 M)
  • Zaid bin Aslam (wafat 747 M)
  • A. Rahman bin Zaid (salah satu guru Imam Malik)
  • Sa'id bin Musayyab
2. Mekah, santri Ibnu 'Abbas :
  • Sa'id bi Zubair
  • Mujahid ibn Jabar al-Makki (wafat 722 M) 
  • Ikrimah (wafat 723 M)
  • Thawus Ibnu Kaysan al-Yamani ( wafat 724 M)
  • Atha Ibnu Abi Rabah (wafat 732 M)
  • Abu al-Sya'syai Jabir bin Zaid (wafat 93 H)
3. Kufah, santri Ibnu Mas'ud :
  • Zar bin Habiysyi bin Habasyah (wafat 82 H)
  • Abdurrahman al-Salma (wafat 74 H)
  • Ubaid bin Nadlah (wafat 75 H)
  • Alqama bin Qays bin 'Abdillah al-Nakhaiy al-Kufi (wafat 62 H)
  • Hasan Bashri yang terkenal Ulama Fiqhi, Ulama Tafsir dan Ulama Shufi (wafat 738 M), 
  • Qatadah al-Sadusi (wafat 735 ) dan lain-lain... 

Dari 3 Pondok Pesantren ini berkembanglah Tafsir, dan Fiqhi Islam yang berbeda-beda, yang membutuhkan keuletan menelitinya, tidak cukup mengamblil dari satu orang saja, dari satu kitab saja, dan setiap yang berbeda jangan langsung dituduh sesat, bid'ah dan sebagainya, alangkah piciknya hal itu. Dari guru-guru inilah nanti lahir Fuqaha, yaitu ahli-ahli fiqhi yang masing-masing berbeda-beda pendapat dan fahamnya.

Semoga bermanfaat…

Read More
Amalan Sunnah Di Bulan Ramadhan

Amalan Sunnah Di Bulan Ramadhan

Amalan Sunnah Di Bulan Ramadhan

Umat Islam, selain harus merasa gembira dan bahagia dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh berkah, serta melakukan sedikitnya 4 persiapan pada diri dan jiwa masing-masing. Juga ketika telah memasukinya kita jangan menyia-nyiakan Ramadhan atau membiarkan bulan penuh rahmat berlalu begitu saja. Namun diharapkan kita mengisinya dengan berbagai amalan, diantaranya dengan Amalan Sunnah Di Bulan Ramadhan.


Makan sahur dan mengakhirkannya

Rasulullah SAW Bersabda :
“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Zar Al-Ghifari ra. dengan riwayat marfu`, ”Umatku masih dalam kebaikan selama mendahulukan buka puasa dan mengakhirkan sahur.” (HR. Ahmad)

Dari Abi Said al-Khudri RA : “Sahur itu barakah maka jangan tinggalkan meski hanya dengan seteguk air.” (HR. Ahmad)

Menyegerakan Berbuka Puasa

Menyegerakan berbuka akan mendatangkan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda :
“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengawali berbuka puasa dengan kurma, atau makanan yang manis-manis, namun kalau tidak ada maka dengan minum air. ”Rasulullah SAW berbuka dengan rutbaat (kurma segar) sebelum beliau shalat, apabila tidak ada maka dengan beberapa tamar (kurma) dan apabila tidak ada, beliau meminum air.” (HR Abu Dawud)

Membaca Al Qur’an

Ramadhan disebut juga bulan al-Quran, karena pada bulan Ramadhan untuk pertama kalinya al-Quran diturunkan.

Firman Allah SWT :
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (Al-Baqarah : 185)

Al-Qur'an diturunkan untuk dibaca oleh setiap muslim, direnungkan dan dipahami makna, perintah dan larangannya, kemudian diamalkan. Sehingga ia akan menjadi hujjah baginya di hadapan Tuhan dan pemberi syafa'at baginya pada hari Kiamat. Allah telah menjamin bagi siapa yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan tersesat dan celaka di dunia dan akhirat, sebagaimana firmanNya "Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka." (Thaha:123),

Maka alangkah baik dan tepat, bila kita memperbanyak membaca al-Quran di bulan Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf." (HR. At-Tirmidzi, katanya: hadits hasan shahih).

Shalat tarawih

Salah satu keutamaan bulan Ramadhan yang tidak kita dapati pada bulan yang lain adalah adanya shalat tarawih dengan pahalanya yang begitu melimpah. Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa shalat tarawih dengan dilandasi keimanan dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Meninggalkan perkataan kotor

Selalu berpikir positif dan melakukan hal-hal yang bermanfaat serta meninggalkan perkataan-perkataan yang sia-sia apalagi kata-kata kotor yang dapat merusak pahala ibadah puasa.
Dari Abu hurairah ra bahwa Nabi Muhammad saw bersabda : ”Berpuasa bukan hanya (menahan) dari makan dan minum, sesungguhnya berpuasa dari lagwun (perbuatan yang sia-sia) dan rafats (perkataan yang kotor)…” ( HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Hakim)

Memperbanyak Sedekah

Salah cara untuk meraih keuntungan besar di bulan Ramadhan adalah dengan memperbanyak sedekah. Sebagai upaya dan ungkapan rasa kasih sayang terhadap fakir miskin. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umatnya untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi)

Diantara sedekah di bulan Ramadhan adalah memberi ifthar, yaitu memberi makan kepada orang yang berpuasa.

Rasulullah Bersabda :
“Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun.” (HR Bukhari dan Muslim)

Memperbanyak Doa

Doa orang berpuasa adalah salah satu doa yang paling mustajab. Dalam kondisi seseorang berpuasa, apalagi jika yang berpuasa itu bukan hanya panca inderanya, akan tetapi juga hatinya ikut berpuasa maka doanya akan mudah dikabulkan oleh Allah Swt. Diantara sebab dikabulkannya doa adalah bersihnya hati, sehingga cahaya doa dapat langsung menembus arys dan didengar serta dikabulkan oleh Allah Swt.

I‘tikaf

Disunnahkan untuk beri‘tikaf terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Salah satunya untuk mendapatkan pahala lailatul qadar yang menurut Rasulullah SAW ada pada malam-malam 10 terakhir bulan Ramadhan. Dengan mengkhususkan diri berdiam selama beberapa hari di masjid untuk lebih ber mujahadah dalam ibadah. 

Aisyah RA berkata, ”Bila telah memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi SAW menghidupkan malam, membangunkan keluarganya (isterinya) dan meninggalkan isterinya (tidak berhubungan suami isteri)." (HR Bukhari dan Muslim)

Demikianlah beberapa diantara Amalan Sunnah Di Bulan Ramadhan, yang perlu dilakukan sebagai penyempurna ibadah puasa kita. Sebetulnya masih banyak amalan-amalan yang lain, oleh karena itu jika berkenan sahabat blogger dan pembaca sekalian bisa menambahkannya di dalam kotak komentar.

Read More
Pesantren Ramadhan Membentuk Karakter Siswa

Pesantren Ramadhan Membentuk Karakter Siswa

Dengan tibanya bulan suci Ramadhan, maka dimulailah sebuah kegiatan rutin tahunan yang dinamakan Pesantren Ramadhan. Pada bulan Ramadhan sebagian besar sekolah tidak meliburkan siswanya, namun memindahkan siswa belajar dari sekolah ke masjid, surau, mushala, madrasah diniyah dan pesantren. Pesantren Ramadhan adalah salah satu bentuk pendidikan non formal yang tepat untuk menambah wawasan siswa dibidang keagamaan.

Hampir seluruh siswa SD, SMP dan SMU yang beragama Islam diwajibkan mengikuti Pesantren Ramadhan di daerahnya masing-masing dengan tak lepas monitoring dari pihak sekolah.

Pesantren Ramadhan Membentuk Karakter Siswa
Peserta Pesantren Ramadhan Tingkat SD
Pesantren Ramadhan Membentuk Karakter Siswa
Peserta Pesantren Ramadhan Tingkat SMP
Pesantren Ramadhan yang berlangsung kurang lebih 1 – 2 minggu tersebut, diharapkan mampu menjadi ajang pembinaan mental spiritual dan ketakwaan siswa. Selain itu kegiatan tersebut merupakan upaya untuk pembentukan karakter siswa.

Dalam Pesantren Ramadhan siswa tidak hanya diberikan pelajaran hafalan tentang teori-teori ibadah, namun tujuannya lebih kepada pembentukan akhlak.  Semua yang dipelajari diarahkan untuk peningkatan prakteknya sehingga bermuara kepada pembentukan karakter.

Kegiatan Pesantren Ramadhan setiap harinya dimulai selepas subuh dengan kuliah subuhnya, setelah itu para peserta masuk lagi nanti untuk melaksanakan shalat Dhuha dan tadarus al-Quran. Selanjutnya diteruskan dengan kegiatan belajar mengajar sesuai jadwal yang telah ditentukan. Biasanya peserta  siswa SD hanya sampai waktu dzuhur, selepas shalat Dzuhur mereka pulang. Sedangkan untuk siswa SMP dan SMU terus dilanjutkan sekitar satu jam lagi.

Kegiatan Pesantren Ramadhan pun bisa menjalin persatuan dan kesatuan diantara siswa sekolah, karena pada pelaksanaannya siswa dari sekolah yang satu berbaur dengan siswa dari sekolah yang lainnya.

Semoga kegiatan Pesantren Ramadhan bukan sekedar sebagai kegiatan rutin tahunan saja namun hasil dari kegiatan tersebut bisa sedikit banyak membantu membentuk akhlak dan karakter siswa menjadi  lebih baik.

Read More
Jangan Sia-siakan Ramadhan!

Jangan Sia-siakan Ramadhan!

Jangan Sia-siakan Ramadhan!

Ramadhan adalah bulan aktivitas, jangan malas, jangan gunakan "Tidurnya orang berpuasa adalah ibadah" sebagai alasan berhenti beraktivitas. Berhentinya seorang mukmin dari beraktivitas adalah kelalaian. Kekosongan adalah musuh yang mematikan, dan kesenggangan adalah sebuah kemalasan. Dan, kebanyakan orang yang selalu gundah dan hidup dalam kecemasan adalah mereka yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit aktivitasnya. 

Adapun manfaat yang mereka dapatkan dari semua itu adalah hanya sekedar desas-desus dan omong kosong yang tak berguna. Itulah keuntungan yang juga diraih oleh mereka yang tak pernah mengerjakan amalan yang bermakna dan berbuah pahala.

Gunakan waktu sebaik-baiknya, dan jangan biarkan ada satu menit pun yang terbuang sia-sia. Ingat, hari ini milik kita dan ingat, sehari saja kita kosong tak bergerak, niscaya kegundahan, keresahan, godaan dan bisikan setan akan mudah menyelinap dalam tubuh kita. Dan bila sudah demikian, maka kita akan menjadi lapangan permainan para setan.

Oleh sebab itu, jangan sia-siakan Ramadhan! Isilah bulan mulia penuh berkah dan rahmat dengan senantiasa bergerak, beribadah, bekerja, mencari ilmu, membaca al-Quran, bertasbih, mengunjungi kerabat atau sahabat dan aktivitas bermakna lainnya.

Sehingga kemenangan dan kebahagiaan bisa diraih di waktu akhir dan semoga kita menjadi Hamba Allah Yang Baik.

Read More
Marhaban Yaa Ramadhan

Marhaban Yaa Ramadhan

Marhaban Yaa Ramadhan

Bulan Ramadhan yang suci penuh berkah akan segera tiba, mari kita sambut dengan penuh kegembiraan, kebahagiaan, senyuman dan juga niat berlandaskan iman dan ikhlas untuk menghiasinya dengan ibadah yang khusu’. Marhaban Yaa Ramadhan.

Penetapan 1 Ramadhan yang kadang berbeda, hanyalah sebatas perbedaaan pada sistem penghitungannya saja. Karena dalam menentukannya, ada yang memakai sistem Hisab dan ada yang memakai sistem Rukyat.

Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.

Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.

Meskipun adanya perbedaan dalam penetapan 1 Ramadhan, namun perbedaan tersebut janganlah dibesar-besarkan apalagi sampai menjadikan perpecahan yang akan merugikan umat Islam sendiri.

Marilah sama-sama saling menghargai pendapat satu sama lain. Lihatlah persamaannya, jangan lihat perbedaannya, sehingga akan lebih indah kelihatannya.

"Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan, mohon maaf lahir dan bathin"

Read More
Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1437 H / 2016 M Seluruh Indonesia

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1437 H / 2016 M Seluruh Indonesia

Bulan Agung, bulan Istimewa yang penuh berkah yakni bulan Ramadhan yang mulia akan segera tiba. Segenap umat Islam pada bulan Ramadhan diwajibkan menunaikan ibadah puasa, sebagaimana firman Allah SWT :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa” (QS. Al-Baqarah : 183)

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1436 H / 2015 M Seluruh Indonesia

Sebagai pelengkap dan panduan waktu dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, berikut ini saya lampirkan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1437 H / 2016 M Seluruh Indonesia. Sahabat tinggal memilih nama kota tempat tinggal sahabat.

Semoga kita semua diberi hidayah dan kekuatan oleh Allah SWT, sehingga bisa melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dengan sebaik-baiknya.


                                                                                                                      Sumber  : rukyatulhilal.org

Read More
4 Persiapan Menyambut Ramadhan

4 Persiapan Menyambut Ramadhan

4 Persiapan Menyambut Ramadhan

Bulan suci, agung dan mulia yakni Ramadhan sebentar lagi akan tiba, berbagai bentuk persiapan atau penyambutan pun ramai dilakukan, namun tidak sedikit juga yang acuh tak acuh dengan Ramadhan, bersikap seolah-olah tak ada yang istimewa atau bahkan kurang suka dengan Ramadhan karena beratnya puasa.

Lalu bagaimana bentuk penyambutan kita terhadap Ramadhan yang akan datang? Bagi muslim yang ideal, menyambut Ramadhan adalah sebuah kenikmatan tersendiri, namun ia menyambutnya dengan proporsional. Dalam suka cita, ia mempersiapkan diri sebaik-baiknya sehingga bisa beramal di bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

Ada 4 Persiapan Menyambut Ramadhan yang perlu kita lakukan, yaitu sebagai berikut :

1. Persiapan Ruhiyah

Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas.

Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya:

“Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya.” (QS. Asy-Syams : 9)

Maka dalam waktu beberapa hari ke depan kita perlu melakukan evaluasi diri, muhasabah, apakah penyakit-penyakit aqidah masih bersarang dalam diri kita.

Sungguh sangat rugi, jika kita susah payah beramal, namun masih ada kesyirikan yang bersemayam dalam diri kita. Tak peduli sebesar apapun amal kita, jika kita syirik, menyekutukan Allah, maka amal-amal kita tidak akan diterima.

“Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al Zumar: 65)

Setelah melakukan muhasabah, selanjutnya kita bermujahadah untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya saat Ramadhan tiba dan kita benar-benar dalam kondisi ikhlas menapaki hari-hari istimewa yang dibawa oleh tamu mulia itu.

Saat-saat keikhlasan bersenyawa dalam diri kita sepanjang Ramadhan merupakan saat-saat terbaik yang akan menjamin kita memperoleh ampunan Allah SWT.

“Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap perhitungan (pahala) akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq 'Alaih)

2. Persiapan Fikriyah

Persiapan fikriyah yaitu membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan, sehingga ibadah Ramadhan kita benar-benar efektif. Seperti halnya ilmu tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, i'tikaf, zakat, dan sebagainya.

Inilah rahasia mengapa Imam Bukhari membuat bab khusus dalam Shahih-nya dengan judul Al-Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-Amal (Ilmu sebelum Ucapan dan Amal). Tanpa ilmu bagaimana kita bisa beramal selama bulan Ramadhan dengan benar?

“Barangsiapa beramal tanpa disertai ilmu, maka amalnya akan ditolak tidak akan diterima.” (Muttafaq 'Alaih)

3. Persiapan Jasadiyah

Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya.

Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di sini, logika akal bertemu dengan keutamaan syar'i dalam hadits nabi:

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)

4. Persiapan Maaliyah

Persiapan maaliyah atau persiapan harta yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah untuk membeli baju baru, menyediakan kue-kue lezat untuk Idul Fitri, dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq shadaqah, memberi ifthar (buka puasa) orang lain, membayar zakat fitrah dan untuk ibadah yang lainnya. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakat hartanya.

Salah satu tuntunan Allah SWT adalah mensegerakan amal kebaikan dan upaya mendapatkan ampunan. Sebagaimana firman-Nya:

“Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga-Nya yang luasnya seluas langit dan bumi; disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Ali Imran : 133)

Maka demikian pula kita mensegerakan diri dalam menyambut Ramadhan dengan persiapan ruhiyah, fikriyah, jasadiyah dan maaliyah kita.

Semoga dengan upaya kita mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadhan, Allah SWT berkenan mempertemukan kita dengan Ramadhan, lalu memberikan taufiq kepada kita untuk mendapatkan keberkahan Ramadhan itu.

Read More
Pikirkan dan Syukurilah!

Pikirkan dan Syukurilah!

Pikirkan dan Syukurilah!
Pikirkan dan syukurilah! Artinya, ingatlah yang Allah anugerahkan kepada kita. Karena Dia telah melipat gandakan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.

"Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya" (QS. Ibrahim : 34)

Kesehatan badan, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, kita memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Kita menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.

"Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin" (QS. Luqman : 20)

Kita memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.

"Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman : 13)

Apakah kita mengira bahwa, berjalan dengan kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan berjalan terus-menerus tiada henti? Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar kita masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah kita merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar kita yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan kita dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata kita yang tidak buta. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak kita yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.

Adakah kita ingin menukar mata kita dengan emas sebesar gunung, atau menjual pendengaran kita seharga perak satu bukit? Apakah kita mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah kita, hingga kita bisu? Maukah kita menukar kedua tangan kita dengan untaian mutiara, sementara tangan kita buntung?

Begitulah, sebenarnya kita berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi kita tidak menyadarinya. Kita tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisah, meskipun kita masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus beraktivitas.

Kita acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga kita pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya kita masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagiaan, karunia, kenikmatan dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah!

"Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan" (QS. Adz-Dzariyat : 21)

Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling kita. Dan janganlah termasuk golongan :

"Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya" (QS. An-Nahl : 83)

Read More