May Day, Hari Buruh Dunia
May Day adalah sebutan untuk Hari Buruh Dunia yaitu tanggal 1 Mei. Di beberapa negara Hari Buruh ini merupakan hari libur tahunan yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial kaum buruh.
May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih hak-haknya sebagai kaum buruh. Hak-hak tersebut diantaranya 8 jam kerja, 8 jam istirahat, dan 8 jam rekreasi.
Tanggal 1 Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kaum buruh dunia, yaitu pada Konggres Federation of Organized Trades and Labor Unions tahun 1886. 1 Mei dipilih karena Federation of Organized Trades and Labor Unions terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872 yang menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat.
Oleh karena itu, maka setiap tanggal 1 Mei kaum buruh di seluruh dunia merayakannya dengan senatiasa menggelar unjuk rasa di jalan, tidak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia khususnya Jakarta, ada beberapa tempat yang suka dipakai para buruh untuk melakukan aksi unjuk rasanya seperti Bundaran Hotel Indonesia, Gedung Kompleks Palemen dan Istana Negara.
May Day tahun ini tinggal dua hari lagi dan dikabarkan sejumlah persiapan sudah dilakukan oleh kaum buruh untuk aksi unjuk rasa 1 Mei mendatang. Tujuannya tiada lain yaitu untuk menyampaikan aspirasi dalam memperjuangkan haknya sebagai kaum buruh.
Ketua umum KASBI (Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia) Nining Elitos mengklaim akan ada sekitar 7-10 ribu buruh dari aliansinya yang datang ke Jakarta. Mereka berasal dari DKI Jakarta, Banten, Bekasi, Bogor, dan Tangerang Selatan. Mereka akan dipusatkan di Bundaran HI dan Istana Merdeka.
Dilain pihak, Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dikabarkan akan menurunkan 16 ribu personel gabungan Polisi dan TNI untuk mengamankan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day.
Aksi unjuk rasa kaum buruh tanggal 1 Mei, tidak hanya digelar di Jakarta tetapi akan serentak dilakukan di berbagai kota di Indonesia dan dunia.
Semoga unjuk rasa yang dilakukan oleh kaum buruh untuk memperjuangkan haknya pada May Day (1 Mei) nanti, tidak diwarnai dengan aksi anarkis seperti demo-demo yang lain.
Read More
May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih hak-haknya sebagai kaum buruh. Hak-hak tersebut diantaranya 8 jam kerja, 8 jam istirahat, dan 8 jam rekreasi.
Tanggal 1 Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kaum buruh dunia, yaitu pada Konggres Federation of Organized Trades and Labor Unions tahun 1886. 1 Mei dipilih karena Federation of Organized Trades and Labor Unions terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872 yang menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat.
Oleh karena itu, maka setiap tanggal 1 Mei kaum buruh di seluruh dunia merayakannya dengan senatiasa menggelar unjuk rasa di jalan, tidak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia khususnya Jakarta, ada beberapa tempat yang suka dipakai para buruh untuk melakukan aksi unjuk rasanya seperti Bundaran Hotel Indonesia, Gedung Kompleks Palemen dan Istana Negara.
May Day tahun ini tinggal dua hari lagi dan dikabarkan sejumlah persiapan sudah dilakukan oleh kaum buruh untuk aksi unjuk rasa 1 Mei mendatang. Tujuannya tiada lain yaitu untuk menyampaikan aspirasi dalam memperjuangkan haknya sebagai kaum buruh.
Ketua umum KASBI (Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia) Nining Elitos mengklaim akan ada sekitar 7-10 ribu buruh dari aliansinya yang datang ke Jakarta. Mereka berasal dari DKI Jakarta, Banten, Bekasi, Bogor, dan Tangerang Selatan. Mereka akan dipusatkan di Bundaran HI dan Istana Merdeka.
Dilain pihak, Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dikabarkan akan menurunkan 16 ribu personel gabungan Polisi dan TNI untuk mengamankan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day.
Aksi unjuk rasa kaum buruh tanggal 1 Mei, tidak hanya digelar di Jakarta tetapi akan serentak dilakukan di berbagai kota di Indonesia dan dunia.
Semoga unjuk rasa yang dilakukan oleh kaum buruh untuk memperjuangkan haknya pada May Day (1 Mei) nanti, tidak diwarnai dengan aksi anarkis seperti demo-demo yang lain.
