Showing posts with label mimbar jumat. Show all posts
Showing posts with label mimbar jumat. Show all posts
Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

Allah subhaanahu wata’ala telah berfirman :

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah : 5-6)

Berikut adalah pemaparan ayat tersebut dari seorang Ulama bernama DR. ‘Aidh al-Qarni dalam sebuah karya fenomenalnya berjudul La Tahzan.

Wahai manusia, setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah begadang ada tidur pulas, dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan terang benderang.

“Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya.” (QS. Al-Maidah : 52)

Sampaikan kabar gembira kepada malam hari bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah. Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan bahwa pertolongan akan datang secepat kelebatan cahaya dan kedipan mata. Kabarkan juga kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba.

Saat Anda melihat hamparan padang sahara yang seolah memanjang tanpa batas, ketahuilah bahwa di balik kejauhan itu terdapat kebun yang rimbun penuh hijau dedaunan.

Ketika Anda melihat seutas tali meregang kencang, ketahuilah bahwa tali itu akan segera putus.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.

Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim a.s. Dan itu, karena pertolongan Ilahi membuka “jendela” seraya berkata :

“Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya : 69)

Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa a.s). Itu, tak lain karena suara agung kala itu telah bertitah,

“Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS. Asy-Syu’ara : 62)

Ketika bersembunyi dari kejaran kaum kafir dalm sebuah gua, Nabi Muhammad s.a.w. yang ma’shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga, rasa aman, tenteram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar.

Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang mungkin sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan, dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu, karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu-pintu rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar rumahnya.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betatpapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Meski demikian, yang gaib akan tetap tersembunyi, dan Sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.

Semoga bermanfaat….

Read More
Mashur Dalam Pandangan Allah

Mashur Dalam Pandangan Allah

اَدْفِنْ وُجُوْدَكَ فِيْ اَرْضِ الْخُمُوْلِ فَمَانَبَتَ مِمَّالَمْ يَتِمُّ نَتَاجُهُ

“Kuburlah keadaanmu di dalam tanah ketidakmashuran, maka sesuatu yang tumbuh tanpa ditanam, tentu hasilnya tidaklah akan sempurna” (Al-Hikam)

Dalam kehidupan sehari-hari dimanapun juga di dunia ini tidak sedikit orang yang ingin terkenal (mashur) dan disanjung, menjadi pujaan, dambaan, dihormat, menjadi buah bibir masyarakat di setiap tempat tentang kehebatannya, keahliannya, keilmuannya, dan lain sebagainya. Sehingga segala carapun dilakukan untuk menuju hal itu. Ada yang ingin terkenal atau termashur dengan menjadi pejabat, ilmuwan, tokoh, artis, blogger, ulama dan lain-lain.

Bagaimanakah Islam memandang tentang hal ini? Bolehkah menjadi orang terkenal atau termashur?

Islam tidak mendidik penganutnya untuk menjadi sempit dalam berpikir, bahkan sebaliknya Islam itu sangat luas dan fleksibel menjadikan orang maju terdepan. Begitu juga dalam masalah kemashuran, Islam menganggap boleh-boleh saja bahkan terkadang sangat penting apabila sebagai alat peningkatan dakwah, menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Contohnya Rasulullah SAW sendiri sangatlah termashur, terkenal namanya, kewibawaannya, ketampanannya, kebaikannnya, hadits-haditsnya, ajaran-ajarannya dan ketinggian ilmunya. Di seluruh dunia orang mengenal beliau, baik orang Islam ataupun non Islam. Begitupun dengan tokoh-tokoh Islam lainnya.

Menjadi orang terkenal banyak sekali caranya, baik dengan cara yang benar maupun dengan cara yang salah, ada orang melakukan kebaikan dengan ikhlas bisa menjadi terkenal, dan ada juga orang yang melakukan kebaikan karena niat ingin terkenal, maka ia pun kadang dapat pula terkenal. Jadi dalam hal ini sekali lagi Islam tidak melarang orang untuk terkenal atau mashur, mashur karena kebaikannya, kepandaiannya, keahliannya, kekayaannya dan lain sebagainya.

Tetapi perlu diperhatikan, dalam hal ini Al-Hikam diatas mengingatkan :

اَدْفِنْ وُجُوْدَكَ فِيْ اَرْضِ الْخُمُوْلِ

“kuburlah keadaanmu di dalam tanah ketidakmashuran” artinya biarlah kita mashur, dikenal orang, apakah karena kebaikan, kedermawanan, keilmuan, atapun karena keshalehan, maka terimalah. Tetapi itu semua jangan dijadikan tujuan, orang tidak tahu siapa kita sebenarnya, yang tahu adalah diri kita sendiri dan Allah SWT. Maka hanya Allah lah yang harus menjadi tujuan, serahkan pada-Nya kemashuran atau keterkenalan itu.

Mashur Dalam Pandangan Allah

Dalam Hikam diatas diilustrasikan ketika manusia beramal, maka kuburlah atau tanamlah amalan itu di tanah kerendahan, dalam arti serahkan semuanya kepada Yang Maha Perkasa Allah SWT. Dan juga diilustrasikan bahwa sesuatu yang tumbuh dari yang tidak ditanam tidaklah akan mendapat kesempurnaan, artinya apabila kita tidak membiasakan menanam amalan baik mulai dari sekarang yaitu dengan menyerahkannya kepada Allah, maka kita tidak akan mendapat kesempurnaan berupa kebahagiaan dunia akhirat dikarenakan riya, ingin dilihat atau mendapat pujian orang lain saja.

Oleh karena itu marilah kita perbaiki segala sikap dan perilaku, kita tingkatkan ibadah, mujahadah, terus selalu taqarub kepada-Nya . Usahakan dan selalu berjuang untuk menjadi orang baik, apabila telah menjadi baik maka terpujilah tapi tidak untuk mencari pujian. Kalau ternyata banyak orang yang memuji serahkan saja kepada Allah SWT, serahkan segalanya pada yang mempunyai segala puji. Jangan merasa baik dan hebat karena terkenal atau termashur. Kuburlah dalam-dalam semuanya itu, demi kesempurnaan kita menuju ridha Allah SWT.

Read More
Dua Macam Cobaan dan Ujian

Dua Macam Cobaan dan Ujian

Sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa kehidupan di dunia sepenuhnya merupakan cobaan dan ujian. Sebab dunia itu disebut:

دَارُبَلاَءٍ وَامْتِحَانٍ

“Tempat cobaan dan ujian”

Jadi tidak ada seorang pun yang akan terlewat atau bisa mengelak dari cobaan dan ujian. Adapun cobaan atau ujian yang akan kita alami di dunia ini ada dua macam.

  1. Balaun bilkhairat yaitu cobaan atau ujian berupa kegembiraan kesenangan dan kebahagiaan, seperti sehat, untung dalam niaga, punya kedudukan atau jabatan dan lain sebagainya.
  2. Balaun bissyarri yaitu cobaan atau ujian berupa kesulitan, kesedihan dan kesusahan, seperti sakit, rugi dalam niaga, turun jabatan dan sebagainya.

Dua cobaan atau ujian ini sudah menjadi sunnatullah. Sikap yang harus dimiliki oleh kita untuk menjawab setiap cobaan atau ujian dalam kehidupan tersebut, ada dua macam, yaitu syukur dan sabar. Syukur untuk menjawab balaun bilkhairat, sedangkan sabar untuk menjawab balaun bissyarri.

Rasulullah SAW bersabda :

“Sangat mengagumkan keadaan orang mu’min, sebab segala keadaannya sangat baik, dan tidak mungkin terjadi hal demikian, kecuali bagi seorang mu’min. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan jika mendapat kesusahan ia sabar.” (H.R. Muslim)

Cobaan atau ujian itu perlu adanya, sebab tanpa cobaan atau ujian mustahil manusia bisa meningkat kualitas keimanan dan ketakwaan serta hidupnya.

Cobaan atau ujian kesulitan, kesusahan dan kesedihan yang ditimpakan pada orang mu’min, kemudian diterimanya dengan kesabaran, maka akan menjadi sebab diampuni dosanya.

Adapun cobaan atau ujian yang berupa kesenangan, kalau kita tak bersyukur kepada Allah SWT lalu salah menggunakannya, bahkan sampai tidak ada rasa bahwa kesenangan tersebut pemberian dari Allah SWT, maka jangan berharap kesenangan itu akan kekal adanya. Malah Allah SWT akan menurunkan adzab sebagai penggantinya. Na’udzu billahi min dzalik

Begitulah ajaran Allah dan Rasul-Nya, tentang hakikat kehidupan kita di dunia ini. Oleh karena itu sudah seharusnya kita selaku muslim mencamkan ajaran Allah dan Rasul-Nya sehingga menjadi pegangan dan pedoman dalam mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan ujian dan cobaan. Jika sudah menjadi pegangan, hidup kita tidak akan ujub dan takabur apabila mendapat kesenangan dan kebahagiaan, juga tidak akan frustasi atau putus asa apabila mendapat kesulitan dan kesusahan.

Semoga bermanfaat….

Read More
Hamba Allah Yang Baik

Hamba Allah Yang Baik

Hamba Allah Yang Baik
Allah SWT telah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Furqan ayat 63-69:

“Dan hamba-hamba Allah yang baik ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan. Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata: ‘Ya Tuhan kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruknya tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu ditengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan dosanya. Yakni akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.”

Tanda-tanda hamba Allah yang memiliki akhlak yang baik dijelaskan dalam ayat tersebut:
  1. Hamba Allah yang baik itu adalah yang berjalan di dunia ini jauh dari sifat-sifat ujub, takabur dan riya. Mereka senantiasa hidup di dunia ini dengan rendah hati sopan santun. Artinya mereka selalu berusaha agar hidupnya di dunia ini tidak menjadi gangguan bagi ketertiban umum.
  2. Hamba Allah yang baik itu adalah jika ditanya oleh orang-orang yang jahil (bodoh), jawabannya selalu menyenangkan hati yang bertanya, bukan jawaban yang hanya sekedar ‘mangap’ saja tapi betul-betul jawaban yang diucapkan dengan penuh keikhlasan yang membawa kepada jalan keselamatan, jawaban yang bisa menentramkan hati orang bodoh, bukan jawaban yang membuat sakit hati.
  3. Hamba Allah yang baik itu adalah dimana malam datang mereka hiasi malam tersebut dengan ibadah, baik shalat sunat seperti tahajjud dan witir, maupun dzikir dan istigfar memohon ampunan dari segala dosa yang pernah dilakukan. Malamnya dipakai untuk mengoreksi diri, kalau-kalau tadi siang ada kelakuan yang keluar dari rel agama, banyak yang menyimpang dari aturan-aturan Allah dan RasulNya. Mereka sadar akan kesalahannya dan disertai dengan niat yang suci bahwa kelakukannya yang salah itu, esok hari tidak akan terulang kembali.
  4. Hamba Allah yang baik adalah mereka yang senantiasa berdoa memohon perlindungan dari siksa Jahannam, sebab mereka sadar bahwa Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali. Di malam hari mereka berdoa panjang lebar agar diselamatkan dari ancaman neraka Jahannam, siang harinya mereka berusaha semaksimal mungkin agar tidak melakukan hal yang akan menyebabkan siksa Jahannam.
  5. Hamba Allah yang baik itu adalah mereka yang membelanjakan hartanya dengan sederhana, tidak pelit tidak boros, tapi berada ditengah-tengah. Dalam keadaan kaya raya atau dalam keadaan pailit, mereka tetap membelanjakan hartanya dengan sederhana.
  6. Hamba Allah yang baik itu adalah yang tidak menyembah kepada selain Allah, tidak musyrik, tidak menghambakan dirinya kepada selain Allah. Meskipun ilmu itu penting, mereka tidak menganggap tuhan pada ilmu, meski harta itu penting tapi mereka tak menganggap tuhan pada harta, meski pangkat dan jabatan itu perlu tapi tidak membuat mereka silau dan menganggapnya tuhan. Mereka yakin bahwa hanya Allah saja satu-satunya raja diraja yang berhak disembah dan tidak ada yang menyertaiNya. Manusia bisa menjadi musyrik oleh tiga hal, oleh lisannya, hatinya dan perbuatannya.
  7. Hamba Allah yang baik itu adalah yang tidak membunuh jiwa, baik jiwanya sendiri maupun orang lain.
  8. Hamba Allah yang baik itu adalah yang tidak melakukan zina. Dewasa ini banyak hal dan budaya yang menyebabkan dan bahkan menghalalkan perbuatan zina.
Semoga kita senantiasa diberikan hidayah dan taufik oleh Allah SWT sehingga bisa berusaha semaksimal mungkin menjadi hamba-hamba Allah yang baik. Amiin

Read More
Tiga Amanat Utama

Tiga Amanat Utama

Sabda Nabi Muhammad SAW :

اَوَّلُ مَاتَفْقِدُوْنَ مِنْ دِيْنِكُمُ اْلاَمَانَةَ (رواه الطبراني)

“Yang paling pertama akan hilang dari agamamu adalah amanat” (H.R. Ath-Thabarany)

Tiga Amanat Utama
Kita semua masing-masing mempunyai tanggung jawab amanat dari Allah SWT. Ada tiga amanat utama :
1.    Ilmu
2.    Harta
3.    Kekuasaan

Pertama, yang punya ilmu mempunyai tanggung jawab akan ilmunya. Ilmu amanat dari Allah SWT yang wajib disebarkan, disiarkan, wajib diajarkan kepada yang membutuhkannya. Yang belum punya ilmu wajib menuntut ilmu. Ilmu wajib dimiliki oleh semua orang, karena kalau tuna ilmu akan gampang sekali dipermainkan oleh orang yang dzalim yang maunya ingin menjajah dan memeras yang bodoh.

Hubungan yang punya ilmu dengan yang tuna ilmu harus kukuh erat sekali. Yang punya ilmu jangan merasa hina bila bergaul dengan yang bodoh.

Orang yang pintar, kepintarannya jangan dipakai untuk membodohi orang yang bodoh, tapi sebaliknya harus dipakai untuk menuntun, memberi penerangan, memimpin orang lain agar hidupnya selamat. Ilmu jangan dipakai untuk menindas yang kecil atau menipu orang yang tidak mengerti. Fungsi ilmu bukan untuk mengkhianati, memfitnah, mendzalimi dan menganiaya sesama, tapi satu cahaya yang harus dipakai menerangi orang didalam hidup dan kehidupannya.

Jika ilmu dipakai tidak menuruti yang seharusnya, maka akan menjadi senjata makan tuan, akan binasa oleh ilmunya sendiri, padahal ilmu itu gunanya untuk menyelamatkan diri sendiri dan masyarakat umum.

Kedua, harta adalah amanat dari Allah SWT yang merupakan salah satu alat ampuh untuk keraharjaan, keselamatan dan kebahagiaan semuanya. Harta bukan untuk disembah, dipuja tapi untuk kemaslahatan hidup dan kehidupan.

Mencari harta harus dengan jalan halal, begitu juga mengeluarkannya harus pada jalan yang halal. Tidak sedikit yang kaya dengan harta hasil dari menipu, korupsi dan sejenisnya dan parahnya lagi mereka lebih memilih membeli barang-barang mewah atau bepergian ke tempat-tempat wisata di dalam dan luar negeri hanya sekedar untuk sebuah prestise, daripada dipakai untuk mengisi perutnya si miskin yang tiap hari tiap saat keroncongan kelaparan.

Ketiga, kekuasaan amanat dari Allah SWT yang diberikan kepada manusia. Yang sedang dipercaya oleh Allah SWT memegang kekuasaan jangan dipakai untuk menindas, dipakai untuk menghisap darah ‘si lemah’. Membuat undang-undang yang akan merugikan rakyat tapi menguntungkan sakunya sendiri. Harus ingat, kalau ada siang tentu ada malam, ada suka ada duka, ada senang ada susah, kalau sekarang senang karena sedang berkuasa tapi besok lusa siapa tahu dicabut kekuasaannya oleh Allah  Yang Maha Kuasa.

Semoga kita semua bisa menjaga, memelihara dan melaksanakan amanat yang diberikan Allah SWT. Aamiin.

Read More
Kebahagiaan Hidup

Kebahagiaan Hidup

Kebahagiaan Hidup

Sebagaimana telah dibahas sebelumya bahwa agama Islam memberi petunjuk dan pedoman agar umatnya menemukan kebahagiaan yang dicarinya yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat dengan 3 Modal Utama Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat.

Namun pada kenyataannya, dalam mencari Kebahagiaan Hidup itu manusia dibagi dua golongan :

Golongan pertama, yaitu manusia yang mencari kebahagiaan di dunia saja, tidak mengharapkan dapat kebahagiaan untuk di akhirat. Untuk golongan ini Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah : 200

“Di antara manusia ada orang yang berdoa, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, dan tiadalah baginya kebahagiaan yang menyenangkan di akhirat”.

Dan dalam Q.S. Hud : 15-16

“Barapsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan di dunia mereka tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka. Di akhirat lenyaplah segala yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”.

Biasanya orang yang hanya mengharapkan kesenangan dan kebahagiaan dunia, hanya mengurus empat perkara saja, yaitu asala perut kenyang, rumah mewah, pakaian serba baru, peralatan rumah tangga lengkap. Biasanya manusia seperti ini tidak pernah menemukan kebahagiaan hidup. Sebab, yang dicarinya hanya kepentingan dunia saja padahal segala yang ada di dunia ini tidak ada yang kekal atau bertahan lama.

Golongan kedua, yaitu golongan yang mencari kebahagiaan dunia dan akhirat. Untuk golongan ini Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah : 201-202

“Di antara mereka ada orang yang berdoa, Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat kebahagiaan dari segala yang mereka usahakan dan Allah sangat cepat menghitungnya”.

Golongan ini mempunyai keyakinan hidup serta sadar akan perlunya rencana jangka pendek yaitu mengusahakan segala keperluan dunia tetapi tidak lupa terhadap rencana jangka panjang yaitu segala keperluan untuk bekal nanti di akhirat. Golongan ini berusaha supaya kebahagiaan dunia dapat dibawa ke akhirat, sedangkan keakhiratannya dipakai untuk mengontrol keduniawiannya agar tidak menyimpang dari aturan Allah SWT.

Dengan uraian di atas kita bisa meraba diri sendiri, termasuk pada golongan yang mana diri kita ini ?

Read More
3 Modal Utama Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat

3 Modal Utama Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat

Setiap orang pasti menginginkan kebahagiaan, salah satu buktinya yaitu ketika founder Denaihati bertanya pada semua sahabat blogger dan pembacanya “Apa yang kita ingin dalam hidup ini?” , hampir semua jawabannya “ingin hidup bahagia”.

Namun yang jadi masalah adalah dimana kebahagiaan itu berada? Sebab ketika kita mencari kesana-sini kadang kebahagiaan itu tidak kita jumpai. Ternyata kebahagiaan itu tempatnya di dalam HATI dan perasaan kita sendiri. Oleh karena itu meskipun banyak harta, berpangkat tinggi, kalau hati belum merasa puas, kalau perasaan masih merasa kurang, maka selama itu kebahagiaan yang diinginkan tidak akan dimiliki.

Agama Islam telah memberi petunjuk dan pedoman supaya umatnya bisa meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Berikut ini 3 Modal Utama Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat :

1. Iman, orang yang beriman hidupnya tidak akan terlalu diperbudak oleh harta dan anak sehingga lupa untuk mengingat Allah SWT.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi”. (Q.S. Al-Munafiqun : 9)

2. Ilmu, selain iman yang kuat diperlukan juga adanya ilmu. Sebab iman tidak dibarengi ilmu akan pincang, begitu juga ilmu tidak dibarengi iman akan buta. Allah SWT menjanjikan untuk orang yang beriman dan berilmu akan mendapat derajat yang tinggi.
 “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Q.S. Al-Mujaadilah : 11)

3. Amal ibadah, melaksanakan apa yang kita ketahui dan miliki sesuai dengan aturan yang ada dengan tidak menyimpang dari petunjuk dan pedoman yang diberikan Allah SWT dan Rasul-Nya.
“Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh  ke dalam syurga-syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”. (Q.S. Al-Hajj : 14)

Insya Allah dimana kita beriman, memiliki ilmu, terus melaksanakan apa yang kita ketahui dan miliki sesuai dengan aturan, maka kita akan sampai kepada ketentraman hati sehingga kebahagiaan dunia akhirat dapat diraih.

Read More
5 Keutamaan Shalat Subuh

5 Keutamaan Shalat Subuh

5 Keutamaan Shalat Subuh
Keutamaan Shalat Subuh sebenarnya tidak cukup hanya diungkapkan dengan kata-kata atau pena, walau sefasih apapun pengungkapnya, kecuali hanya dengan firman sang pencipta alam jagat raya ini Allah SWT. Ketika Dia bersumpah dengan waktu fajar dalam Q.S. Al-Fajr : 1-5.

“Demi fajar, dan malam yang sepuluh, dan yang genap dan yang ganjil, dan malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal.”

Kalau kita merenungi konteks ayat ini, akan melihat betapa kuat dorongan dan anjuran untuk melaksanakan shalat Subuh. Bagaimana tidak, karena kita melihat sendiri di dalamnya terhimpun semua makna ruhiyyah yang melembutkan hati sekaligus melenyapkan kekerasannya.

Waktu fajar, yang merupakan saat-saat kehidupan mulai bernafas dalam kemudahan, kegembiraan, senyuman, keakraban, kecintaan, dan kerelaan hati. Saat dimana alam yang tertidur mulai bangun pelan-pelan, seolah-olah nafas-nafasnya saling berbisik, dan seolah suasana merekahnya adalah doa.

Berikut ini adalah 5 Keutamaan Shalat Subuh berdasarkan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW.

1. Shalat Subuh adalah Faktor Dilapangkannya Rezeki

“…..Hai Fathimah, bangun dan saksikanlah rezeki Rabbmu, karena Allah membagi-bagikan rezeki para hamba antara shalat Subuh dan terbitnya matahari.” (H.R. Baihaqi)

2. Shalat Subuh Menjaga Diri Seorang Muslim

“Barangsiapa melaksanakan shalat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, maka jangan sampai Allah menarik kembali jaminan-Nya kepada kalian dengan sebab apapun…” (H.R. Muslim)

3. Shalat Subuh adalah Tolak Ukur Keimanan

“Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Kami melaksanakan shalat Subuh berjamaah bersama Nabi dan tidak ada yang ikut serta selain orang yang sudah jelas kemunafikannya.” (H.R. Muslim)

4. Shalat Subuh adalah Penyelamat dari Neraka

“Tidak akan masuk neraka, orang yang melaksanakan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelamnya.” (H.R. Muslim)

5. Shalat Subuh Lebih Baik daripada Dunia dan Seisinya

“Dua rakaat shalat Subuh, lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (H.R. Muslim)

Inilah sebagian sisi yang menggambarkan betapa utama dan nikmatnya shalat Subuh dan bertasbih di waktu Subuh.

Kalau dalam perbuatan maksiat ada rasa keputusasaan, maka dalam ketaatan ada rasa optimisme.

Read More
Keutamaan Hari Jum'at

Keutamaan Hari Jum'at


Nabi Muhammad SAW telah bersabda :

سَيِّدُاْلاَيَّامِ عِنْدَاللهِ : يَوْمُ الْجُمْعَةِ، اَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحْرِوَالْفِطْرِوَفِيْهِ خَمْسُ خَلاَلٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ اُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ اِلَى اْلاَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّى وَفِيْهِ سَاعَةٌ لاَيَسْأَلُ الْعَبْدُفِيْهَااللهَ شَيْئًااِلاَّاَعْطَاهُ اِيَّاهُ مَالَمْ يَسْأَلْ اِثْمًا اَوْقَطِيْعَةَ رَحْمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَامِنْ مَلَكٍ مُقَرَّبٍ وَلاَسَمَاءٍ وَلاَاَرْضٍ وَلاَرِيْحٍ وَلاَجَبَلٍ وَلاَحَجَرٍ اِلاَّوَهُوَمُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمْعَةِ  (رواه الشافعى عن سعد بن عبادة)

“Penghulu hari, di sisi Allah: “Hari Jum’at, lebih besar dari hari berkorban (idul adhha) dan hari raya berbuka (idul fithri), dan didalamnya terjadi lima macam peristiwa, yaitu :
  1. pada hari Jum’at Allah SWT menjadikan Adam as
  2. pada hari Jum’at Allah SWT menurunkan Adam as dari surga ke muka bumi
  3. pada hari Jum’at Allah SWT mewafatkan Adam as
  4. pada hari Jum’at, yaitu hari yang tidak memohon hamba kepada Allah SWT tentang sesuatu, melainkan Allah akan memberinya; selama ia tidak meminta hal yang berdosa atau memutuskan silaturahmi
  5. pada hari Jum’at terjadinya kiamat, dan tidaklah ada padanya malaikat yang terdekat, dan tidak ada langit, dan tidak ada bumi, dan tidak ada angin, dan tidak ada gunung-gunung, dan tidak ada batu, kecuali mengharapkan kasih sayang Allah SWT dengan perasaan takut daripada hari Jum’at itu.”
(Hadits Riwayat Syafi’I dari Sa’ad bin ‘Ubadah)

Itulah sebabnya mengapa hari Jum’at disebut penghulu hari di sisi Allah SWT. Maka camkanlah ketika Allah berfirman :

يٰآيُّهَاالَّذِيْنَ اٰمَنُوْآإِذَانُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْااِلٰى ذِكْرِاللهِ وَذَرُواالْبَيْعَ ذٰلِكُمْ خَيْرٌلَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ  (الجمعة :٩ )
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Al-Jumu’ah : 9)
Read More